Darah tinggi itu justru bagus dibekam. Jika tak dibekam bisa stroke, serangan jantung, pembuluh darah pecah. Ibarat balon, jika anginnya ditambah terus bisa pecah karna kulit balon tak mampu menahan tekanan udara yg tinggi. Tapi jika sebagian angin dibuang, balon kempes dan tekanan berkurang.
Ada yg bilang: darah tinggi tak boleh dibekam nanti darahnya banyak keluar dan habis. Buktinya operasi ditunda kalau tekanan darahnya tinggi!
Yang ngomong di atas pernah bekam belum? Bekam itu beda dgn operasi.
Torehan luka bekam itu amat dangkal. Cuma 0,2 mm. Tak ada pembuluh darah vena / arteri yang kena. Darah tidak keluar jika tidak disedot dengan gelas bekam. Mirip cek darah. Kalau operasi, sayatannya dalam. Bisa 20 mm lebih. Panjang bisa 100 mm lebih. Ada pembuluh darah vena dan arteri yang terpotong. Tanpa disedot, darah bisa muncrat ke luar. Saat operasi berjam-jam bisa 10 liter (10.000 cc) darah yg keluar. Pasien selamat karna ada transfusi darah sebanyak darah yg keluar. Sementara saat bekam, darah yang keluar paling cuma 150 cc. Beda.
Ada yang bilang: Tak ada bukti bekam bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Tak ada penelitian itu.
Saya biasa mengukur tensi darah orang-orang yang saya bekam. Mereka juga saya minta periksa tensi darah sendiri atau di tempat lain. Ada yg cek tensi darah di satu RS terkenal. Hasilnya normal meski sempat di atas 200.
Pak Untung yg Sistolis sempat mencapai 159, diastolis 111, dab heartbeat 111, usai 3x bekam intensif jadi 127 per 82 dan detak jantung 97.
Ini sering terjadi. Pembekam lain juga banyak mengalami hal serupa. Ini masalah fisika. Saat sebagian angin kita keluarkan dari ban, tekanan udara pasti turun. Saat sebagian darah kita keluarkan dari tubuh juga tekanan darah berkurang karena volume darah berkurang. Namun agar signifikan, bekam harus intensif seminggu sekali.
Orang yang dibekam biasanya juga merasa pegal di bahu dan leher hilang. Badan jadi enteng. Pandangan terang. Pusing jadi hilang. Sesak nafas juga hilang.
Jika pun ada larangan orang dengan tekanan darah tinggi dibekam, ini adalah faktor kehati-hatian. Jangan sampai baru mulai dibekam, yang dibekam sudah meninggal karena serangan jantung atau stroke. Kalau begini repot.
Saya beberapa kali ketemu orang, kalau sudah tekanan darah tinggi dan badan tidak karuan seperti pegal, pusing, lemas seperti sudah mau mati, baru minta dibekam. Jika boleh memilih sebetulnya enaknya ditolak saja yang begini. Sebab dibekam atau tidak dibekam, sakitnya sudah parah. Resiko mati cukup tinggi. Ada yang saat saya bekam sudah lemas sekali dan mau pingsan. Ada juga yang beberapa kali berteriak karena sakit kepala dan menyebut nama Allah. Ngeri jadinya. Saya ajak bicara untuk memastikan yang bersangkutan masih hidup. Alhamdulillah mereka sudah sehat.
Baiknya bekam rutin sebulan sekali. Jadi tidak membuat repot dan ngeri pembekamnya.
Filed under: Bekam | Tagged: Bekam, Darah Tinggi, Hijamah |
Tinggalkan Balasan