
Pak Subhan M (45 thn) bekerja di Jepang. Dia sering demam, bahu dan leher pegal, masuk angin, dan sesak nafas. Saat ditensi di Jepang, tekanan darah normal bahkan cenderung rendah. Di berbagai rumah sakit lain di Indonesia juga tensi darah normal. Kolesterol normal.
Saya marah juga sakit begini kok dibilang normal? Kata pak Subhan.
Saat sebelum bekam pertamakali, saya tensi juga normal. 111 / 76. Alhamdulillah usai bekam badannnya entengan. Tapi dari jumlah darah yg keluar amat banyak ditambah gejala pegal, pusing, dan masuk angin, saya yakin itu angin duduk. Angina Pectoris. Gejala serangan jantung.

2 hari kemudian tgl 31 Desember 2020 saya tensi, tekanan darah naik 148 / 105. Padahal dia lebih nyaman dari sebelum bekam pertamakali. Dada sebelah kiri masih sakit. Jadi sebetulnya sebelum bekam, tekanan darah lebih tinggi dari itu. Namun karna ada penyumbatan sebelum tempat pemeriksaan darah, tekanan darah usai titik penyumbatan melemah shg tensi seolah2 normal. Padahal sebenarnya lebih tinggi dari 148 / 105. Begitu penyumbatannya hilang usai bekam, tekanan di titik pemeriksaan tensi pun tinggi karna aliran darah lancar.
Di antara kebiasaan yg memicu darah tinggi adalah tiap Jum’at makan domba tanpa acar. Tinggi kolesterol.
Keterangan pak Subhan
Follow up dengan istri pak Subhan tanggal 2 Januari 2021:

[1/2, 4:00 PM] Pas Subhan 1975 D: Alhamdulillah… sehat pak… Beliau rasa kepala ga berat lagi… cuma masih rasa berat nafas… Mungkin karena tekanan darah masih tinggi
[1/2, 4:00 PM] Pas Subhan 1975 D: Sekarang sdh tiba di Jepang
[1/2, 4:00 PM] Pas Subhan 1975 D: Insyaa Allah nti rencana klo pulang.. Langsung bekam lagi
[1/2, 4:01 PM] Pas Subhan 1975 D: Jazaakallahu khoir pak.. sekarang suami lebih sehat
+62 878-7701-009I
Filed under: Bekam | Tagged: Angin Duduk, Angina Pectoris, Bekam, Hijama, Serangan Jantung, sesak nafas |
Tinggalkan Balasan