
Saya punya pengalaman. Pak Made (52 thn) seorang komandan TNI sudah 4 tahun minum obat darah tinggi di antaranya Amlodipine. Minum terus dan tak boleh putus. Jika tidak, bisa kena serangan jantung atau stroke.
Usai bekam, saya bilang 3 hari jangan minum obat dulu. Sebab pernah ada penderita hipertensi yg tensinya sempat 180, usai bekam minum 3 macam obat seperti obat jantung, pengencer darah, penurun tekanan darah tinggi. Walhasil besoknya tensi drop sampai 90 / 70. 3 hari dia lemas tak bisa bangun. Tapi setelah 3 hari, saat produksi darahnya sdh cukup, dia sehat sekali paling tidak selama sebulan. Dari nyaris tak bisa jalan, sekarang bisa jalan pagi hingga 1 jam lebih padahal umur 56 tahun.
Pak Made ini karna tekanan darahnya cuma 120-130, dia berhenti minum obat. Selama 2 minggu hingga bekam berikutnya dia bisa kembali push up dan main treksando. Badannya berbentuk lagi.
Bahkan sempat adu push up dgn rekannya hingga 100x lebih hingga akhirnya pusing. Sekali push up bisa 50x. Saya bilang, mentang2 sehat karna bekam bukan berarti kita bisa olahraga berlebihan. Khawatirnya meski tensi awal 120, karna olahraga berat tensi naik jadi 220 lebih. Ini bisa memicu serangan jantung / stroke. Gejalanya pusing.
Lari kecil boleh. Push up boleh. Tapi begitu nafas ngos ngosan, istirahat. Olahraga cukup 30 – 60 menit sehari.
Bekam ini ibaratnya cuci darah atau ganti oli. Membuang darah kotor dan berlebih. Jika rutin kita lakukan 1-3 bulan sekali, insya Allah badan kita tetap fit meski usia lebih dari 50 tahun.
Filed under: Bekam | Tagged: Bekam, Hijama, Hijamah, Hypertension, Stroke |
Tinggalkan Balasan